Sabtu, 17 April 2010

Mona Lisa

Nama : Natiqotul Muniroh 24 Mei 2008
NIM : 07204241003
Jurusan : Pendidikan Bahasa Perancis


Ulasan Film The Secret Life of the Monalisa
“Mengungkap Lukisan Monalisa dan Perjalanannya sebagai Lukisan No.1 di Dunia”

“The Secret Life of the Monalisa” adalah sebuah film dokumenter yang dirilis pada 18 Maret 2005. Film yang diproduseri oleh Lesli Megahei itu mengungkapkan perjalanan lukisan “Mona Lisa” karya Leonardo Da Vinci dan sekilas kehidupan penciptanya. Leonardo Da Vinci melukis “Mona Lisa” di Florence tahun 1503. Seulas senyum pada lukisan klasik karya seniman zaman renaissans yang telah memesona begitu banyak pecinta karya seni maupun masyarakat biasa sejak lukisan itu selesai dibuat pada tahun 1506 sampai sekarang. Lukisan tersebut dikenal dengan Lukisan No. 779 di Museum Louvre. Mona Lisa sendiri mendapat julukan Lady Lisa yang memancing keingintahuan penontonnya akan siapa sebenarnya perempuan dalam lukisan tersebut dan mengapa ia tersenyum? Sampai-sampai Lukisan itu dikunjungi 6 juta orang tiap tahunnya dan mendapat pengawalan dan keamanan khusus layaknya seorang selebriti kelas dunia. Ia ditempatkan di Museum Louvre pada kotak beton dilindungi kaca anti peluru lapis tiga dalam ruangan berpendingin khusus.
Mereka (para penonton) datang melihat lukisan “Mona Lisa” hanya untuk alasan sederhana seperti yang dikatakan narator Nick Rossiter, “Apa yang kita tatap adalah fokus dari seluruh hidup sang seniman bukan hanya memotret secara fisik, yang terjadi dalam jiwa citra dan kehidupan Mona Lisa yang kita kenali dan rasakan saat menatap lukisan “Mona Lisa”. Hampir semua kalangan yang mengetahui Lukisan “Mona Lisa”, dari rakyat biasa, seniman sampai raja, kaisar, maupun presiden menghormatinya. Bahkan Presiden Amerika, Jhon F. Kennedy mengatakan bahwa lukisan “Mona Lisa” adalah simbol peradaban Barat, ”Lukisan bukan hanya pencapaian kecakapan dan visi seni yang tinggi, penciptanya mewujudkan pula tujuan sentral peradaban kita”.
Gambar dari Mona Lisa sendiri sampai saat ini telah mengalami eksploitasi dan replikasi dalam berbagai bentuk. Lukisan otentik karya Leonardo dilukis di atas papan kayu poplar, bukan pada kanvas seperti kebanyakan orang kira. Untuk menemukan Mona Lisa dalam kehidupan Leonardo Da Vinci, kita harus pergi ke 150 mil dari Paris menuju kota Amboise. Leonardo dulu tinggal di sebuah rumah pemberian Raja Francois I. Raja sangat tertarik dengan lukisan “Mona Lisa”, pada tahun 1530, Mona Lisa menjadi koleksi Kerajaan Perancis. Sayangnya, lukisan tersebut diletakkan di kamar mandi raja sehingga lukisan mengalami keretakan akibat uap air panas. Kemudian di setiap kamar mandi kerajaan, dipasang lukisan yang mirip Mona Lisa, salah satunya adalah lukisan “Mona Vanna” karya asisten Leonardo yang bernama Salai. Namun, Pada saat Revolusi Perancis tahun 1978, Rakyat menyerbu istana Louvre, mereka merampas koleksi kerajaan. Para aristokrat dihukum pancung dengan pisau Guillotien dan menjadikan istana Louvre sebagai museum rakyat yang kemudian dibuka pada khalayak umum untuk pertama kalinya. Setelah Napoleon naik tahta, Museum Louvre dan isinya memang diperuntukkan bagi rakyat kecuali satu karya, yaitu lukisan Mona Lisa. Lukisan itu dipindah dan menjadi koleksi kerajaan sampai pemerintahan Napoleon jatuh. Napoleon menjuluki Mona Lisa “Madame Lisa”.
Seratus tahun kemudian, tepatnya pada malam Senin tanggal 21 Agustus 1911, lukisan Mona Lisa dicuri. Hari Senin, semua pengunjung terkejut melihat tempat lukisan Mona Lisa hanyalah tembok kosong. Hal itu membuat pihak museum, pemerintah Perancis bingung dan rakyat Perancis mengutuk siapa pencuri lukisan yang menjadi kebanggaan warga Perancis itu.Pada 11 November 1913, Alfredi Gerri, seorang pemasok barang dari Florence mendapat surat yang isinya akan menjual lukisan Mona Lisa padanya. Dalam surat tersebut mengatasnamakan Leonardo Da Vinci dan terdapat tanda tangannya juga. Alfredi dengan rekannya yang seorang pakar seni bernama Poggi menemui orang yang mengirim surat tersebut di sebuah hotel. Setelah diteliti ternyata lukisan tersebut memang lukisan otentik karya Leonardo Da Vinci. Lukisan tersebut dihargai setengah juta Lira, setara dengan 1 juta poundsterling saat ini. Itu berarti lukisan Mona Lisa kembali ke tanah airnya di Florence, Italia. Sang pencuri akhirnya tertangkap dengan hukuman penjara selama 6 bulan. Ia bernama Vincezo Peruggia, seorang pengecat rumah yang ingin lukisan Mona Lisa menjadi milik Italia karena Pelukis dan objek lukisannnya berasal dari Italia. Perancis menyuruh Italia mengembalikan lukisan Mona Lisa. Italia kemudian memenuhi permintaan Perancis karena tidak enak dengan Perancis yang telah membantunya memeroleh tanah jajahan di Afrika. Lukisan tersebut merupakan pemain utama kisah kriminal, politik dan kekuasaan.
Menilik dari kehidupan Leonardo sebagai seorang seniman, ia telah membuat pahatan, patung, arsitektur dan lukisan berseni tinggi. Selama satu dekade banyak sekali karya yang dibuatnya atas pesanan gereja atau keluarga bangsawan yang istilahnya pengasuhnya. Namun, pada tahun 1503, ia mulai melukis lagi untuk dirinya sendiri yaitu untuk memenuhi intelektual estetisnya saat seorang perempuan dari Florentina datang meminta dilukis yang kemudian dikenal dengan lukisan Mona Lisa. Entah apa yang membuat Leonardo tidak meminta bayaran dan tidak mengembalikan kepada wanita tersebut. Tidak juga seperti pada lukisan-lukisan Leonardo yang lainnya yang diberi judul atau tulisan-tulisan seperti lukisan Cecilia Gallarani atau Isabella d’Este. Lukisan Mona Lisa tidak menunjukkan siapa yang menjadi obyek lukisan tersebut hingga membuat para pencinta seni penasaran dan mengadakan berbagai penelitian untuk memecahkan teka-teki siapa wanita dalam lukisan dan mengartikan rahasia senyumnya. Pertama, orang-orang mengira wanita dalam lukisan tersebut adalah Isabella Gualanda. Namun, akhirnya pakar perpustakaan dari the Heildelberg University mengatakan, catatan yang tertoreh di pinggir buku oleh pemiliknya pada Oktober 1503 menunjukkan Lisa del Giocondo adalah benar-benar model dari lukisan terkenal di dunia itu, seperti yang dilansir rileks.com. Lisa del Giocondo yang nama aslinya Lisa Gherardini adalah seorang ibu rumah tangga asal Florentina, istri dari seorang saudagar sutra kaya bernama Fransesco del Giocondo. Bukti yang memperkuatnya, ketika 1502-1503 Lisa sedang mengandung anak ke-2. Di Lukisan terlihat seorang perempuan muda usia sekitar 20 tahunan, tangannya yang agak membengkak sedang memegangi perutnya layaknya sedang hamil. Gaya wanita dalam “Mona Lisa” yang dilukis Leonardo cenderung radikal, tampak pada pose dan rambutnya yang terurai menyimbolkan moral bebas, dan ia pun tidak memakai perhiasan satupun. Tatapan matanya memandang ke arah yang melihatnya dan semua yang dibelakang kita dengan seulas senyum rahasianya seolah-olah mengatakan “Aku tahu sesuatu yang takkan kau ketahui, aku memahami dunia dengan cara yang takkan kau pahami”. Lukisan tersebut disebut lukisan potret yang kemudian ditiru oleh Raphael dan seniman lain karena obyek dalam lukisan mengesankan benar-benar hidup, tidak statis (kaku).
Menurut teori psikoanalisis Sigmund Freud, senyuman Monalisa adalah senyuman ibunya yang hilang dan ia temukan kembali pada senyuman Lisa Del Giocondo. Selain dalam lukisan “Mona Lisa”, senyuman serupa juga tampak pada lukisan “The Virgin dan St. Anne”. Mengingat masa kecil Leonardo yang ditinggal ibu kandungnya setelah disusui selama 18 bulan. Kemudian ia di asuh oleh Donna Albeirra. Ibunya adalah gadis petani La Caterina yang mempunyai hubungan singkat dengan ayahnya, Ser Piero. Ia sangat disayangi oleh kedua ibunya, tetapi ia sangat merasa kehilangan senyum manis ibu kandungnya. Menurut sebagian pakar, dikatakan bahwa Leonardo adalah sdeorang homoseks berdasarkan pada lukisan “St. Yohannes” yang terdapat senyum manis wanita pada lukisan seorang pria.
Leonardo sebagai seorang seniman serba bisa pada zaman renaissans juga dikenal sebagai arsitek, pematung, pemahat, selain sebagai inventor ulung yang mendahului pemikiran zamannya. Dalam lukisan “The Greats” terdapat tulisan-tulisannya yang kemudian dijadikan sebagai dasar ilmu embriologi. Melihat lansekap lukisan “Mona Lisa”, terdapat gunung menggantung runtuh dan mengalir dibawahnya sungai berkelok dari sebuah danau. Ternyata lansekap alam tersebut adalah nyata, bukan khayalan Leonardo seperti perkiraan orang sebelumnya. Lansekap tersebut ditemukan dalam Lembah Arno 30 mil dari Florence yang bukan hanya merupakan tempat bermain Leonardo sejak kecil, tetapi juga laboratorium tempatnya belajar dan mengembangkan ilmunya secara otodidak tentang prinsip penerbangan, dinamika air, perspektif dan cahaya.
Lukisan Mona Lisa tidak dikembalikan pada Lisa Del Giocondo, tetapi ia bawa selama 16 tahun terakhir hidupnya. Pada usia ke-61, ia meninggalkan Italia dan bertempat tinggal di Amboise, Lembah sungai Loire. Ia wafat di kamarnya di Clos Cuse pada 2 Mei 1519 dengan usia 67 tahun. Ia pernah berkata bahwa ia ingin mati dipelukan Raja Perancis. Nick Rossiter mengatakan bahwa Leonardo seperti pesulap yang mampu menjadikan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Selain itu, ia juga senang menata ulang ciptaan Tuhan dalam karyanya hingga ia diberi julukan “Cucu Tuhan”.
Seorang pakar neuroscientist dari Universitas Harvard bernama Margareth Livingstone mengungkapkan rahasia dibalik senyum Mona Lisa pada terbitan journal Science terbitan No. 17 akhir tahun 2000. Setelah mengkaji dengan seksama, Livingstone meyakinkan bahwa senyuman memesona yang terkesan muncul selintas dengan lamat-lamat pada wajah Mona Lisa terjadi sebagai suatu efek ilusi optik. Dijelaskan bahwa senyuman itu dapat tertangkap mata justru pada saat seseorang tidak tengah langsung memandang ke arah bibirnya. Teori ini mendapat dukungan dari ahli sejarah kesenian zaman renaissans, James Beck. Pada zaman renaissans memang banyak yang mengadopsi efek ilusi optik guna menimbulkan kesan agung atau sakral hingga lebih mengesankan setiap orang yang memandangnya. Namun, sebagian ahli temasuk Livingstone dan Dimas Beck berpendapat efek tersebut boleh jadi awalnya tercipta dengan tidak sengaja oleh Leonardo Da Vinci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo, posting comment Anda demi perbaikan