ASYIKNYA SEKOLAHKU....

Judul buku : Totto-chan Gadis Cilik di Jendela
Pengarang : Tetsuko Kuroyanagi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : 2005
Tebal buku : 271 halaman

Totto-chan adalah nama kecil dari sang penulis sendiri, Tetsuko Kuroyanagi. Buku ini adalah pengalaman masa kecilnya saat bersekolah di Tomoe Gakuen (SD Tomoe). Sekolah kenangan yang tak akan ia dan teman-temanya lupakan seumur hidup. Sekolah yang membuatnya berkembang sesuai dengan karakter khasnya.
Totto-chan adalah gadis kecil yang lincah, serba ingin tahu dan melakukan apa saja hal yang menarik hatinya. Namun karena tingkah lakunya tersebut, ia dikeluarkan dari sekolah pertamanya karena gurunya tak mampu menangani anak semacam ia. Bahkan, Totto-Chan dianggap sebagai anak yang aneh yang tidak bisa belajar seperti teman-teman seusianya. Akhirnya mama memasukkan ia ke sekolah barunya tanpa memberi tahu alasan Totto-chan pindah sekolah ke Tomoe Gakuen. Mulanya, ia sangat heran dengan hal-hak yang dilakukan di sekolah Tomoe. Namun, ternyata ia sangat menyukai sekolah barunya. Ia sangat menikmati semuanya, sehingga ia dapat menjadi anak yang baik, selalu ingin belajar, sayang pada teman-teman dan pendidiknya terutama sang kepala sekolah, Sosaku Kobayashi. Memang buku ini ditulisnya untuk mengenang beliau sebagai pahlawan dalam hidupnya yang mampu menghadirkan semangat untuk bersekolah, berinteraksi, berpikir, dan belajar khas anak-anak.
Selain bercerita tentang pengalaman penulis, sebenarnya buku ini menunjukkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter anak usia SD. Seperti yang diterapkan pada sekolah Tomoe, pembelajaran dilakukan sambil bermain. Anak-anak boleh melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya, yang pastinya mendapat pengawasan ketat dari guru dan kepala sekolah akan perkembangan mereka masing-masing. Anak-anak dihargai sebagai anak-anak yang dalam psikologi pendidikan disebut dengan teori humanistik.
Buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh semua kalangan. Bagi anak-anak, buku ini dapat dibaca sebagai buku cerita anak tentang pengalaman masa-masa sekolah yang menyenangkan. Bagi orang tua, buku ini dapat menjadi referensi untuk mengetahui karakter anak-anak usia SD dan bagaimana tumbuh kembang sesuai pribadi putra putrinya, seperti yang dicontohkan tokoh ”mama”. Sedang bagi pendidik atau calon pendidik, sangat saya sarankan untuk membaca buku ini. Dikarenakan dalam buku ini memuat cara-cara untuk mendidik anak yang mempunyai berbagai karakter. Kita akan menjadi tahu bagaimana seharusnya pendidik menemani dan membimbing peserta didik dalam belajar di sekolah. Proses belajar tidak hanya bertujuanmenghasilkan nilai yang tertera dalam raport atau ijzah saja. Namun, lebih jauh dari sekedar nilai, melanjutkan ke jenjang berikutnya ataupun mempersiapkan tenaga kerja. Kriteria pendidik yang baik terdapat dalam tokoh kepala Sekolah Tomoe, Sosaku Kobayashi yang sangat mencintai anak-anak. Beliau menghargai perkembangan masing-masing anak, menumbuhkan sikap positif anak, dan membimbing anak sesuai dengan kepribadian anak. Pada akhir buku ini, penulis menyertakan sekilas cerita teman-temannya saat sudah dewasa ternyata menjadi orang berhail dibidangnya. Keberhasilan bukanlah diukur dari materi atau jabatan semata, tetapi mereka telah membuktikan keberhasilan tersebut dengan hidup yang senantiasa bahagia.
Sekolah Tomoe hancur pada tahun 1945, saat Amerika membombardir Jepang. Namun, semangat kepala sekolah dan sekolah Tomoe tetap hidup dalam jiwa Totto-chan dkk. Walau telah menjalani kehidupannya masing-masing. Sekoalh yang mempunyai gerbong kereta sebagai ruang kelas dan perpustakaan tersebut membebaskan peserta didik tanpa seragam, memberikan banyak waktu bebas, terbuka bagi peserta didik dengan segala kondisi dan menerima guru tidak melihat ijazahnya, tetapi keterampilannya. Sekolah dengan banyak kegiatan menyenangkan tanpa menarik biaya tinggi dari orang tua, dan sekolah yang akan menjadi kenangan bagi peserta didiknya. Tentu saja juga menjadi sekolah impian untuk diterapkan di ngara kita...(Natiq Okt'08)