Minggu, 18 April 2010

PENGARUH PEER GROUP DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA

PENGARUH PEER GROUP DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA

Disusun sebagai tugas mata kuliah Sosio-Antropologi Pendidikan
Dosen pengampu : Ariefa Efianingrum


oleh :
Natiqotul Muniroh 07204241003
Tris Sunu Wardhani 07204241007
Rochani 07204241018
Anggraeni Retno W 07204241032
Anik Puji Astuti 07204241035
Yudhanro Dewa Daru 07204241037



PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2008


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam masyarakat yang majemuk, diskusi tentang remaja tetap selalu aktual dan relevan. Mereka menjadi harapan dan tumpuan cita-cita para orang tua sekaligus bangsa dan negara sebagai generasi penerus. Namun, remaja dapat meresahkan dan menakutkan apabila salah dalam mengarahkannya. Ibarat sebaik-baiknya bibit, bibit unggul pun tidak akan tumbuh dengan baik di lingkungan gersang dengan perawatan sekadarnya.
Masa remaja kata sebagaian psikolog adalah tenggat yang menuntut bentuk-bentuk kepuasan baru.(sok) Romantis, Egois, Manja, Agresif, Jutek dan Afeksional (kebutuhan menjalin hubungan) mungkin itu hanyalah sebuah akronim saja. Namun, remaja secara umum tidak bisa lepas dari sifat-sifat tersebut. Rasa menginginkan keterakuan begitu menguat, ”inilah aku, yang aktif mengambil peran masa depan dunia(ku). Inilah aku makhluk sosial seutuhnya yang berperan penting diantara manusia sekitarku.
Mc Nassor dalam bukunya, The changing Caracter of Adolescents mengatakan , ” Bila remaja demi kehidupan dan masa depan mereka merasa lebih yakin akan penerimaan mereka didalam kelompoknya dan dapat dikenal dalam ikatan kebersamaan mereka dan tidak terlalu bergantung pada kita (orang tua: penyusun) dalam menuntut kasih sayang, kita akan mencapai dan mendukung mereka dalam segala kegiatan. Bahkan dalam memeroleh keuntungan yang memadai.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa definisi remaja, kelompok teman sebaya dan perkembangan kepribadian remaja?
2. Apa karakteristik kelompok teman sebaya?
3. Apa jenis-jenis kelompok teman sebaya?
4. Apa saja peranan positif dan negative bagi perkembangan kepribadian remaja?

C. Tujuan
Tujuan menyusun makalah ini selain sebagai tugas mata kuliah sosio-antropologi pendidikan adalah agar kita yang sudah merasakan masa remaja dan menjelang dewasa dapat mengetahui hakekat remaja dan perkembangan kepribadian remaja. Sangat diharapkan remaja menjadi lebih memahami apa yang terjadi dalam dirinya dan orang lain disekitar, khususnya teman yang selalu mewarnai kehidupan kita sehingga dapat memperbaiki diri dan terus menerus meningkatkan kualitas diri sebagai remaja yang proaktif, inovatif, kreatif, kritis seperti yang diharapkan orang tua bangsa dan negara.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Remaja
Menurut Salzman, remaja adalah masa perkembangan sikap tergantung (depence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independent) terhadap minat-minat seksual, perenungan diri dan perhatian terhadap nilai-nilai etika dan isu-isu moral. Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Fase remaja menurut Keropka (Pikunas, 1976) meliputi :
1. remaja awal (12-15 tahun)
2. remaja madya (15-18 tahun)
3. remaja akhir (19-22 tahun)
Dapat dikatakan, remaja adalah tingkat perkembangan angka yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Remaja sudah tidak pantas sebagai anak-anak tetapi juga belum bisa dianggap sebagai orang dewasa.
Pada jenjang ini, kebutuhan remaja sangat kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarga, teman, sekolah dan sebagainya. Remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa dan kelompok orang tua. Dan pergaulan dengan sesama remaja dirasa paling berpengaruh dalam perkembangan kepribadian remaja itu sendiri.
B. Remaja dan Kelompok Teman sebaya
Sebagai bentuk sosialisasi diri dan menunjukan keterakuan diri, pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk persahabatan kelompok besar, maupun kecil dan persahabatan individual. Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain atau teman sebaya dikenal dengan sebutan “peer group”. Teman atau persahabatan merupakan pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain. Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja merupakan peranan yang penting bagi perkembangan kepribadiannya. Peranan itu semakin penting, terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat pada beberapa dekade terakhir ini, yaitu :
1. perubahan struktur keluarga besar ke kecil
2. kesenjangan antara generasi tua dengan generasi muda
3. ekspansi jaringan komunikasi di atara kawula muda
4. panjangnya masa atau penundaan memasuki masyarakat orang dewasa.
C. Karakteristik Kelompok Teman Sebaya Remaja
Kebanyakan relasi kelompok teman sebaya pada masa remaja dapat dikategorikan dalam bentuk kelompok dan persahabatan individual. Kelompok (crowd) ialah kelompok-kelompok remaja yang besar atau kecil dan kurang bersifat pribadi, yang termasuk didalamnya antara lain : klik, geng club, komunitas, dan sebagainya. Geng adalah sekelompok remaja yang terkait karena kesamaan latar belakang sosial, sekolah, daerah dan sebagainya. Sedangkan klik adalah sekelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentingan bersama.
Dalam salah satu studi, keanggotaan klik berkaitan dengan harga diri remaja (Brown&Lohr, 1987), klik mmeliputi :
1. Jocks (berorientasi pada atletik)
2. Populars (murid yang terkenal atau yang memimpin kegiatan-kegiatan sosial)
3. Normalis (murid pinggir jalan yang berbuat onar)
4. Druggies or toughs (murid yang terkenal karena menggunakan obat-obatan secara tidak sah dan kegiatan kenakalan lainya)
5. No bodies (murid yang keterampilan-keterampilan sosial atau kemampuan intelektualnya rendah).
Harga diri remaja jocks dan populars adalah tertinggi sedangkan harga diri no bodies adalah terendah. Namun, ada juga remaja yang tidak termasuk kedalam suatu klik tetapi memiliki harga diri. Murid-murid jocks dan populars, kelompok ini merupakan kelompok mandiri (independent) yang mengindifikasikan bahwa keanggotaan klik tidak penting bagi mereka.
Selain berteman dalam suatu kelompok, remaja juga pasti membutuhkan teman secara individual seperti teman untuk berbagi (sharing), teman akrab ataupun seorang pacar. Dalam pergaulan dengan teman secara individual tentu saja berbeda dengan norma pergaulan dalam kelompok. Persahabatan individual pun tidak menutup kemungkinan terjadi pada anggota kelompok, anggota kelompok dengan anggota kelompok lain atau sesama bukan anggota kelompok. Persahabatan secara individual menjadi penting dimana remaja dan berinteraksi interpersonal yang lebih intim dan mereka biasanya memilih teman akrab yang benar-benar sesuai dengan kepribadian dan yang dapat memahami keadaan dirinya.
Mengkaji persahabatan dikalangan kelompok teman sebaya remaja, banyak hasil penelitian menunjukan bahwa faktor utama yang menentukan daya tarik hubungan interpersonal diatara para remaja adalah minat, nilai-nilai, pendapat dan sifat-sifat (kepribadian). Sedangkan disekolah (dan sejenisnya) dipengaruhi oleh kesamaan-kesamaan faktor antara lain : harapan atau aspirasi pendidikan, nilai (prestasi belajar), absen, dan PR atau tugas. Penelitian Kandel (syamsu Yusuf, 2000:60) menunjukan bahwa karakteristik persahabatan para remaja tidak lagi dipengaruhi oleh kesamaan usia, jenis kelamin, ataupun ras.
D. Kepribadian Remaja
Kepribadian Remaja dapat diartikan sebagai kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik (Alwin Syamsudin Makmun, 1996).
Aspek kepribadian itu sendiri meliputi :
1. karakter : konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. temperamen : disposisi reaktif seseorang, atau cepat/lambatnya mereka terhadap rangsangan- rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. sikap : sambutan terhadap objek (orang, bend, peristiwa, norma dsb) yang bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu)
4. stabilitas emosional: kadar kestabilan reaksi emosional pada rangsangan dari lingkuangan). Seperti : mudah tidaknya tersinggung, marah, sedikit atau putus asa.
5. reponsibilitas : disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal, misal pribadi tertutup atau terbuka, kemampuan berkomunikasi.
Aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalaman bergaul dengan teman sebaya antara lain :
1. sosial cognition
Sosial cognition adalah kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuan memahami orang lain memungkinkan ramaja lebih menonjol menjalin hubungan sosial yang lebnih baika dengan teman sebayanya. Mereka telah mampu melihat bahwa orang lain itu sebagai individu yang unik dengan perasaan, nilai-nilai, minat dan sifat-sifat terhadap minatnya untuk bergaul atau membentuk persahabatan dengan teman sebayanya (Sigelmean & Shaffer, 1995:372-376).
2. konformitas
konformitas adalah motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam dengan nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya. konformitas juga dapat diartikan sebagai tekanan untuk mengikuti teman-teman sebaya selama masa remaja, dapat bersifat positif atau negative. . Konformitas kepada norma kelompok menurut David W. Jhonson (1970) terjadi apabila:
a. Norma tersebut secara jelas dinyatakan
b. Individu berada di bawah pengawasan kelompok
c. Kelompok memiliki sanksi yang kuat
d. Kelompok memiliki sifat kohesif yang tinggi
e. Kecilnya dukungan terhadap penyimpangan norma kelompok
Selama masa remaja, khususnya masa awal remaja, remaja lebih mengikuti standar teman sebayanya yaitu cenderung pergi bersama teman, shopping, menggambar gravity, mode, life style, kegiatan social, dan sebagainya. Remaja juga dapat terlibat bentuk konformitas yang negative semisal menggunakan bahasa kasar, merokok, melakukan pengrusakan, mengolok orang tua atau guru, narkoba dan sebagainya.
E. Peranan Positif Kelompok Teman Sebaya terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja
Peranan positif kelompok teman sebaya terhadap perkembangan kepribadian remaja antara lain:
1. Rasa aman dan rasa dianggap penting dalam kelompok akan sangat berguna bagi perkembangan jiwa remaja.
2. Perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
3. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, gembira dan sebagainya yang mungkin tidak didapatkan dirumah.
4. Melalui interaksi kelompok, remaja dapat mengembangkan berbagai keterampilan social yang berguna bagi kehidupannya kelak.
5. Pada umumnya, kelompok persahabatan mempunyai pola perilaku dan kaidah-kaidah tertentu yang mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.
Peter dan Anna (Syamsu Yusuf, 2000:60) juga mengemukakan bahwa teman sebaya telah memberikan kesempatan yang penting untuk memperbaiki bencana kerusakan psikologis selama remaja dan dapat mengembangkan hubungan baru yang lebih baik antar satu sama lainnya karena dapat membantu remaja untuk memeroleh pemahaman tentang:
1. Konsep diri, masalah dan tujuan hidup lebih jelas
2. Perasaan berharga
3. Perasaan optimis tentang masa depan
Peranan positif geng yang dapat mengembangkan dasar-dasar kepribadian anggotanya adalah:
1. Mengembangkan keterampilan berorganisasi dan kepemimpinan.
2. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan social
3. Rela berkorban untuk sesame anggota kelompok sehingga timbul rasa solidaritas.
4. Menyalurkan semangat patriotisme.
F. Peranan Negatif Kelompok Teman Sebaya terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa kelompok teman sebaya mempunyai banyak sekali kontribusi positif terhadap poerkembangan kepribadian remaja. Namun, di sisi lain lebih banyak yang berperilaku menyimpang akibat pengaruh teman sebaya. Penyimpangan tersebut dapat berupa penyimpangan pribadi atau kelompok. Jenis-jenis perilaku menyimpang yang terjadi pada kalangan remaja antara lain:
1. Merokok
2. Penyalahgunaan narkotika
3. Penggunaan bahasa kasar
4. Perkelahian pelajar (tawuran)
5. Alkoholisme
6. Hubungan seks diluar nikah
Perilaku menyimpang tersebut rentan sekali dilakukan oleh remaja dengan alasan sebagai berikut:
1. Untuk membuktikan keberaniannya dalam melakukan tindakan-tindakan berbahaya.
2. Untuk menunjukkan tindkan menentang dari otoritas orang tua, guru, dan norma-norma social.
3. Untuk mempermudah penyaluran keinginan.
4. Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memeroleh pengalaman-pengalaman emosional.
5. Untuk mengisi kekosongan dan kebosanan hidup.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju jenjang dewasa. Pada jenjang ini kebutuhan remaja lebih kompleks dan cakrawala interaksi social dan pergaulan remaja telah meluas. Remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, anak-anak, dewasa sekaligus orang tua. Terhadap perkembangan kepribadian remaja diantaranya banyak dipengaruhi oleh kelompok pergaulan antar remaja.
Persahabatan dalam kelompok remaja dapat dikategorikan pada persahabatan kelompok dan persahabatan individual. Dalam persahabatan kelompok remaja terbagi dalam berbagai perkumpulan remaja seperti genk, club, komunitas, group, asosiasi dan sebagainya yang tentunya akan mempengaruhi perkembangan kepribadian remaja baik secara positif maupun negative.
Sifat, karakter dan sikap remaja dapat dilihat dari kelompok bermainnya, seperti dalam ungkapan “Show me your friends and I will show your character” Remaja akan bergaul dengan teman-teman yang perasaan, kelakuan dan tabiat yang berkenan dihatinya. Banyak remaja yang berhasil mencapai tujuan hidupnya dengan dukungan teman-temannya. Namun, lebih banyak lagi remaja yang gagal akibat kurang menyadarinya betapa berpengaruhnya dalam bergaul dengan teman.
Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap perkembangan kepribadian remaja ternyata sangat berkaitan dengan hubungan keluarga remaja itu sendiri. Remaja yang punya hubungan baik dengan orang tuanya, mereka cenderung dapat menghindarkan diri dari pengaruh negative teman sebayanya. Prinsip yang kuat dari dalam diri remaja pun harus selalu ditumbuhkan agar mereka tetap bisa bergaul dengan masyarakat khususnya sesama remaja tanpa membeda-bedakannya tanpa meninggalkan jati diri remaja itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo, posting comment Anda demi perbaikan